Tuesday, January 20, 2009

Apakah anda orangnya????

ANGGREK........


MAWAR ANEKA WARNA
SEDAP MALAM
MELATI


MAWAR MERAH




BUNGA2 INDAH DI ATAS SANGAT MENJANJIKAN UANG.....
KALO ANDA BISA MEMASOK MEREKA SECARA KONTINYU UNTUK TOKO FLORIST DI NEGARA TIMUR TENGAH (QATAR)
MAKA ........ ANDALAH ORANG YANG KAMI CARI UNTUK BEKERJA SAMA
ANDA HARUS BERPENGALAMAN DI BIDANG ADMINISTRASI DAN TEKNIS PENGIRIMAN BUNGA KE LUAR NEGERI ..... NAH KALO SALAH URUS BISA LAYU ITU BUNGA.........
AMBIL PELUANG INI SEGERA DENGAN MENJADI SUPPLIER BUNGA KEPADA PERUSAHAAN YANG MEMPUNYAI BEBERAPA TOKO BUNGA DI QATAR DAN BARU SAJA MEMENANGKAN TENDER SEBAGAI PEMASOK BUNGA UNTUK KERAJAAN QATAR..

Thursday, January 8, 2009

Financial Freedom

Diambil dari pendidikan online para blogger.

FINANCIAL FREEDOM ala Tukang Becak vs Howard Schultz (pemilik Starbucks)....

Think out of the box.
Perbedaannya bagai langit dan bumi. Berapa besar space yang ada di dalam box? Relatif. Berapa besar space yang ada diluar box? No limit.

Coba kita lupain dulu segenap teori canggih dunia marketing (brand equity, market share, dst) ataupun syarat utama pengusaha (modal, skill, leadership, dll). Sementara banyak orang yang masih harus bergelut dalam kesibukan kerja setiap harinya setelah 10 tahun bekerja, mari kita simak kisah seorang Tukang Becak tamatan SD ini.

Dia berhasil mencapai finacial freedom setelah bekerja kurang dari 5 tahun, dengan passive income Rp.9 juta perbulan.. Passive loh, bukan active. Means, kalo ga kerja, uang tetap masuk..

Seorang Tukang Becak, punya becak sendiri yang kita sebut saja BECAK 1, memiliki penghasilan Rp.60 ribu / hari dari hasil kerja dari subuh sampai malam. Setengahnya ditabung, setengahnya lagi untuk biaya hidup walau pas-pasan.. Dari hasil tabungannya, dalam waktu 400 hari (13 bulan) ia mampu membeli satu becak lagi seharga Rp. 12 juta.

Becak baru ini (BECAK 2), disewakan dengan tarif Rp. 30 ribu /hari, sementara ia sendiri tetap menarik dengan BECAK 1. Hasilnya, ia bisa menabung Rp.60 rb / hari, dan dalam waktu 200 hari ia bisa membeli BECAK 3.

Becak 3 ia sewakan lagi seperti BECAK 2, dan ia tetap menarik dengan BECAK 1, sehingga sekarang ia bisa menabung Rp. 90 rb / hari. Dalam waktu 134 hari, ia membeli BECAK 4.

Becak 4 ia sewakan lagi seperti BECAK 2 dan 3, dan ia tetap menarik dengan BECAK 1, sehingga sekarang ia bisa menabung Rp. 120 rb / hari. Dalam waktu 100 hari, ia membeli BECAK 5.

Becak 5 ia sewakan lagi seperti BECAK 2, 3 dan 4, dan ia tetap menarik dengan BECAK 1, sehingga sekarang ia bisa menabung Rp. 150 rb / hari. Dalam waktu 80 hari, ia membeli BECAK 6.

Becak 6 ia sewakan lagi seperti BECAK sebelumnya, dan ia tetap menarik dengan BECAK 1, sehingga sekarang ia bisa menabung Rp. 180 rb / hari. Dalam waktu 67 hari, ia membeli BECAK 7.

Becak 7 ia sewakan lagi seperti BECAK sebelumnya, dan ia tetap menarik dengan BECAK 1, sehingga sekarang ia bisa menabung Rp. 210 rb / hari. Dalam waktu 57 hari, ia membeli BECAK 8.

Becak 8 ia sewakan lagi seperti BECAK sebelumnya, dan ia tetap menarik dengan BECAK 1, sehingga sekarang ia bisa menabung Rp. 240 rb / hari. Dalam waktu 50 hari, ia membeli BECAK 9.

Becak 9 ia sewakan lagi seperti BECAK sebelumnya, dan ia tetap menarik dengan BECAK 1, sehingga sekarang ia bisa menabung Rp. 270 rb / hari. Dalam waktu 45 hari, ia membeli BECAK 10.

Becak 10 ia sewakan lagi seperti BECAK sebelumnya, dan ia tetap menarik dengan BECAK 1, sehingga sekarang ia bisa menabung Rp.300 rb / hari. Dalam waktu 40 hari, ia membeli BECAK 11.

Setelah memiliki 11 becak, ia berhenti menarik dengan BECAK 1 dan menyewakannya ke orang lain seharga Rp.30 ribu / hari. Penghasilannya menjadi Rp. 30 ribu / hari. Ia lalu menggaji seorang mandor untuk mengurusi operasional 11 becaknya, dengan gaji si mandor Rp.30 ribu/hari. Ia sendiri memiliki penghasilan (kotor, sebelum dikurangi perawatan becak) sebesar Rp. 9 juta / bulan, tanpa harus bekerja. Ia pensiun dalam waktu 3,2 tahun saja.

Berapa banyak Tukang Becak seperti itu ada di dunia? Mungkin 1 banding 10 juta, tetapi ADA. Berapa banyak yang tetap jadi Tukang Becak yang tetap bekerja dari subuh sampai larut malam sampai tua? Banyak. Begitu juga dengan profesional tamatan S1 atau S2, atau pengusaha yang harus bergelut dengan kesibukan mencari nafkah setiap hari. Kontras sekali bukan? So lets think out of the box, karena perbedaannya akan bagai langit dan bumi.
Apa kuncinya pada kisah tersebut? Kunci pertamanyanya adalah pada "Kekuatan Duplikasi".

Bisa juga asumsi dengan beli ayam .... terus kambing... sapi.... truk.... wuekek .... wuekekek.... kaya di sinetron hikayat.....

Mari berhitung matematika ...

Jika Anda diberikan 2 option kontrak kerja / kontrak bisnis berikut ini, mana yang Anda pilih ? 1). Kontrak 2 tahun, penghasilan / bulan Rp. 100 juta.
2). Kontrak 2 tahun, penghasilan di bulan I hanya Rp. 1000 tapi berlipat 2 setiap bulannya.


Pilih mana ???? Jawabannya :
Option I : Penghasilan Rp. 100 juta/bln x 24 bln = Rp. 2,4 Milyar
Option II : Penghasilan sebesar ==> Bulan ke ;
1. 1000 13. 4 juta

2. 2000 14. 8 juta
3. 4000 15. 16 juta
4. 8000 16. 32 juta
5. 16,000 17. 64 juta
6. 32,000 18. 128 juta
7. 64,000 19. 256 juta
8. 128,000 20. 512 juta
9. 256,000 21. 1024 juta
10. 512,000 22. 2048 juta
11. 1024,000 23. 4096 juta
12. 2 juta 24. 8192 juta atau (8,192 Milyar)

Jika Anda pilih option I, Anda kecolongan hampir 6 MILYAR !!!

Jadi ngapain masih nunggu kenaikan gai plus bonus perusahaan yang lebih sering jadi rumor he....... he.............. buruan bikin mesin duplikat.

Kekuatan duplikasi ini bahkan dikagumi oleh Albert Eintein, ilmuwan paling cemerlang penemu bom atom, ia mengatakan "Kekuatan duplikasi adalah keajaiban dunia ke delapan".

So, jalankan bisnis yang mudah diduplikasikan. Mudah dalam arti modal, dimana kita tidak perlu modal sangat besar. Kalau kita hanya bisa menabung Rp.15 ribu perhari, cari usaha yang modalnya sekitar Rp.6 juta-an, dengan penghasilan Rp. 15 ribu per hari.. Bisnis ojek misalnya. Kalau kita hanya bisa menabung 3 juta perbulan, cari bisnis yang modalnya Rp.40 juta-an dengan return Rp.3 juta-an / perbulan. Bersama tabungan bulanan kita, investasikan lagi penghasilan / return tersebut. Mudah dalam arti manajemen-nya, dimana kita tidak perlu terlibat penuh dalam bisnis tersebut. Contoh, bisnis penyewaan, bisnis dengan franchise, dll.

Kunci lainnya adalah pada hidup hemat agar mampu menyisihkan dana untuk investasi. Bersusah - susah dahulu, bersenang - senang kemudian .

Ya iyalah jangan sampai susah terus kapan senangnya .. hidup sekali bok! hidup kaya terus nggak senang, rakus n bakhil mait -- amit deh ..

Financial freedom ala Howard Schultz (pemilik Starbucks) juga demikian. Ia seorang jenius marketing (baru dijuluki jenius setelah sukses, sebelumnya malah dibilang GILA dan ditolak ratusan orang karena idenya) yang menjual secangkir kopi seharga puluhan ribu rupiah. Si jenius ini mampu megubah kopi yang awalnya adalah komoditas murah menjadi produk eksklusif dengan customer experience strategy. Ia juga pandai mendapatkan dana segar dengan Go Public, memanfaatkan media sebagai PR, membangun partnership dengan perusahaan global seperti PEPSI, dll. Hasilnya luar biasa. Dengan konsep duplikasi ia membuat kedai kopi pertamanya di tahun 1985 menjadi lebih dari 10 ribu kedai diseluruh dunia di tahun 2006. Dan terus menduplikasi sampai sekarang.. Ia lalu pensiun di tahun 2000, dan menggaji seorang mandor untuk mengurusi jaringan Starbucks-nya diseluruh dunia. Mandor tersebut, istilah kerennya CEO, bernama Orin C. Smith.

Ini terlepas dari dia itu yahudi penyokong Israel ini murni itung2an bisnis.

(Simak bagaimana kekuatan duplikasi bekerja pada Starbucks, dari 1 outlet menjadi ribuan outlet. Temukan di
http://www.starbucks.com/aboutus/timeline.asp )

Baik sang Tukang Becak maupun Schultz sama - sama mencapai financial freedom. Bedanya, yang satu kelas regional, sementara yang satunya adalah kelas dunia. Sementara itu, milyaran orang lainnya tidak pernah mencapai financial freedom dan sibuk bekerja sepanjang hidupnya.

Bila sang TUKANG BECAK tamatan SD mampu melakukannya, seorang tamatan S1 pasti bisa melakukannya dengan hasil 3 kali lipat lebih banyak. Mari kita ambil hikmahnya. Seandainya salah satu dari kita bisa memanfaatkan hikmah tersebut dengan TAKE ACTION, semoga financial freedom bisa tercapai dalam 5 tahun mendatang....
Wealth Management ala Kiyosaki


Sebenernya, buku - buku Kiyosaki sudah pernah saya (lagi pengen pake "saya" neh..) lahap bertahun - tahun lalu. Tapi hari ini, saya menemukan sebuah tulisan yang bagus banget dari Om Budi Rachmat. Tulisannya sih nggak rapi - rapi amat, tapi idenya bagus banget. Jadi pengen kilas balik lagi ajarannya Kiyosaki sembari evaluasi diri.
Setelah baca bukunya Kiyosaki dulu, yang ada di mindset saya adalah ;

1. Cukup punya rumah and kendaraan seadanya. Ga usah berlebihan yang malah bikin beban bagi pengeluaran. Kalo bisa, jangan "hidup mati" kita habis buat urusan ini, misalnya, jangan mencicil sampe 15 tahun untuk ngedapetin rumah n mobil. Sebaliknya, beli yang sesuai kemampuan kita untuk melunasinya dalam 3-5 tahun.

2. Setelah nomer satu tersebut diatas terpenuhi, mikir deh gimana caranya punya passive income dari aset (milik yang menghasilkan uang). Misal, bikin kontrakan, punya usaha, dll.

Nah, setelah baca tulisannya Om Budi Rachmat, rasanya saya jadi malu banget karena sudah terlalu sederhana dalam menangkap dan mengaplikasikan ajaran Kiyosaki, ala mindset saya diatas. Om Budi Rachmat ini, dalam tulisannya, mengupas habis ajaran Kiyosaki dengan bahasa yang sangat praktikal dan disertai pula dengan sharing mengenai bagaimana beliau mengaplikasi ajaran tersebut dalam kehidupan nyata. Berikut garis besar tulisan beliau ;
----
Apa sih yang diajarkan Kiyosaki?
A. Investasi harus ada tujuannya
Investasi yang benar harus jelas tujuannya, dimana tujuan ini spesifik dan ada batas waktunya. Tujuan dasarnya ya pastinya adalah kondisi Kaya. Kaya adalah apabila ; (passive income kita / pengeluaran kita) > 3
Apa tuh passive income? Yup, penghasilan ada yang passive dan active. Passive jika uang bekerja untuk kita alias kita ga kerja uang tetep masuk, sedang Active jika kita bekerja untuk uang alias kita ga kerja uang ga masuk. Kiyosaki menyebutnya penghasilan kuadran ESBI, yaitu Employee dan Self Employee untuk penghasilan Active Income, dan Business dan Investment untuk Passive Income.
Om Budi mengaplikasikan tujuan ini begini ;
Dalam 3 tahun, income / expenses > 3
Dalam 6 tahun, passive income / expenses > 3
Dalam 8 tahun, sustainabel passive income / expenses > 3
Nah, tujuan itu dikejar dengan menerapkan ajaran Kiyosaki berikutnya..

B. Melek Finansial , yang artinya kita harus paham bedanya asset dan liability. Asset adalah milik kita yang menghasilkan uang, sedangkan liability adalah milik kita yang menyita uang kita.
Ini artinya, rumah, mobil, bisnis yang masih coba - coba dan belum menghasilkan, apartemen dimana - mana tetapi tidak menghasilkan uang - sebenarnya adalah liability yang justru memperlambat upaya kita mencapai tujuan. Untuk bisa mencapai tujuan, kita harus memiliki asset, termasuk mengubah liability menjadi asset. Misal, apartemen itu disewakan dan mengusahakan bisnis yang sudah punya track record menguntungkan. Beda dengan beli tanah, walau sama - sama asset, tanah tidak menghasilkan uang yang mengalir (CASHFLOW) kecuali jika tanah itu disewakan. Tanah hanya memberikan kenaikan di masa YAD, jadi kita untung dari CAPITAL GAIN, bukan CASH FLOW. Nah, masalahnya, kenapa kita mengejar cashflow dan bukan capital gain? Jawabannya adalah karena kita harus mengumpulkan dana untuk terus membangun asset berikutnya, yang pada suatu titik, keseluruhan asset tersebut dapat menghasilkan income yang membuat kita bisa bermain di "kolam yang lebih besar" yang mengejar income dari CAPITAL GAIN. Detilnya ada di ajaran Kiyosaki berikutnya.
Pada prakteknya, Pak Budi berusaha mencapai tujuannya dengan memperbanyak asset dan mengubah liability-nya menjadi asset. Rincinya begini ;
Sebelumnya,
Asset = pekerjaan, deposito, reksadana
Liability = rumah, mobil, apartemen nganggur
Setelah menerapkan ajaran Kiyosaki
Asset = apartemen yang disewakan, usaha Alfamart, usaha Yogen crepes, dll
Liability = rumah, mobil
Beliau, dengan cerdiknya, memilih usaha Alfamart dengan membeli Alfamart yang dijual pemiliknya (take over), sehingga sudah jelas track record keuntungannya. Kenapa waralaba? Karena sistem hingga sumber dayanya sudah sangat jelas, dan pemilik tinggal meninjau sesekali. Dari segi risk management, ini tentunya langkah yang sangat taktikal dalam memastikan bahwa usaha tersebut dapat menjadi asset dan bukan liability. Dan dari segi kuadran ESBI, Pak Budi meninggalkan kuadran active income dan masuk ke kuadran passive income. Cerdik sekali mengingat banyak dari kita memiliki asset berupa usaha yang justru menyita waktu kita dan parahnya, sekali lagi, formulanya masih coba coba sehingga - peluang gagal dan berubahnya asset tersebut menjadi liability - terbuka lebih lebar.
Dengan satu alfamart, tujuan investasi beliau nomor #1 belum tercapai, sehingga beliau menambah 2 buah lagi toko Alfamartnya, masih dengan sistem take over. Lalu mungkin untuk menambah pemasukan serta memanfaatkan waktunya, beliau menambah usaha waralaba Yogen Crepes, dengan take over juga. Yogen Crepes modalnya lebih kecil, tapi masih membutuhkan pengawasan. Jadilah beliau self employer, dengan waktu kerja 10 jam perbulan. 10 jam, monthly, bo !!!

C. Time & Risk Management
Ini ajaran Kiyosaki berikutnya.. Intinya adalah, kita bisa mendapatkan income sebanyak banyaknya kalau kita pintar mengatur penggunaan waktu dan bermain resiko.
Semakin banyak asset yang menghasilkan tanpa kita terlibat penuh didalamnya, akan semakin banyak waktu kita untuk berkonsentrasi memilikirkan strategi kita berikutnya, dan tentunya, waktu kita untuk menikmati hidup. Antar anak istri kemana - mana, makan siang dirumah, nggak terjebak macet tiap hari..duh nikmatnya..
Semakin banyak asset yang rendah resiko gagalnya (gagal berarti berubah menjadi liability), makin cepat kita bisa mencapai tujuan investasi kita.
Dari ajaran ini, kita bisa mengerti kenapa kita harus buka toko sendiri kalau ada usaha yang kita nggak harus terlibat didalamnya tapi bisa jalan dengan baik, seperti waralaba Alfamart atau apalah?
Nah, apa dengan memperbanyak asset dan mengubah liability (kecuali keluarga, tentunya) menjadi asset, lalu kita selesai ? Jawabannya, ya tergantung tujuan kita. Kalau memang tujuannya adalah super rich, ini ajaran Kiyosaki untuk itu.

D. Tiga Kendaraan Investasi
Ini adalah trik (kalo versi Kiyosaki, trik = kendaraan) untuk membuat investasi kita makin bertambah..
Bangun asset berupa bisnis, tujuannya untuk mendapatkan cashflow. Tentu aja, cashflow ini juga membuat kita masuk ke status kaya (ingat, kaya-nya Kiyosaki adalah apabila, penghasilan passive > 3X expenses).
Setelah dapat cashflow dari bisnis, bangun asset berupa properti. Tujuannya selain mendapatkan cashflow, juga membantu kita dengan Leverage Power-nya. Apaan tuh Leverage Power? Maksudnya, properti itu bisa membuat kita mendapat uang pinjaman bank yang kemudian pinjaman itu kita belikan asset lain yang menghasilkan pemasukan yang lebih besar dari cicilan pinjaman ke bank. Sementara, properti yang diagunkan tadi, tetep bisa disewain untuk mendapatkan penghasilan (cashflow). Belum lagi, dijangka panjang, properti ini juga menghasilkan CAPITAL GAIN (bahasa sederhananya, properti ini harganya naik kalau mau dijual di masa YAD).
Setelah dapat cashflow dari bisnis dan properti, barulah kita masuk ke investasi di PAPER ASSET. Maksudnya adalah asset berupa index, option, obligasi, dll. Tujuannya bukan cash flow, tapi CAPITAL GAIN (pertambahan nilai), yang didapat setelah jangka panjang. Saya juga ndak ngerti banyak soal "barang - barang" ini, tapi nampaknya Kiyosaki menyarankan investasi ini di bagian terakhir karena untuk masuk ke bisnis ini dibutuhkan modal besar. Tapi jangan ditanya, gain-nya pun juga tidak sedikit. Untuk mendapatkan gain ini, kita harus pandai memilih, lalu sabar saat harganya up n down, karena sekali lagi, ini adalah permainan jangka panjang. Investasi inilah yang membuat yang kaya makin kaya, karena hanya si kaya yang bisa bermain disini sementara gainnya lebih besar dibanding investasi lain.
Nah, dari ulasan dan sharing-nya Pak Budi Rachmat mengenai ajaran Kiyosaki, pertanyaannya adalah ;

1. masih mau hidup boros n bergaya selamanya, padahal penghasilan cuma active income n ga seberapa pula? Atau mau hemat, bersusah susah dahulu, and menyusun strategi supaya punya passive income juga, yang pada akhirnya bisa membuat kita menikmati hidup dengan "gaya bebas" alias bersenang senang kemudian?

2. masih mau ngabisin gaji untuk rumah, mobil, yang makin banyak n lama malah makin butuh biaya perawatan? Atau cukup rumah n mobil sederhana, tapi mati - matian merintis asset yang makin banyak malah makin memberi kita pemasukan?

Lets think about those question. And decide than. Mungkin, kesannya koq hidup cuma ngejar "income" and "kaya". Well, nggak deh, selama kita bisa menyeimbangkan antara kehidupan duniawi dan persiapan akhirat. Dalam arti, saatnya kita mencari rejeki, ya ajaran ini sah - sah aja kan dipakai.. Toh selama jalannya yang halal, kekayaan juga menjadi salah satu nikmat dunia yang dijanjikan Allah. Mudah - mudahan, rejeki ini juga bisa bantu kita menjadi orang yang berguna dalam kehidupan kita di dunia, dan melakukan amalan - amalan yang diperintahkan Allah.. Membuat Allah mau sedikit mencintai kita.. Seperti kata A'a Gym, muslim yang berusaha (untuk jadi kaya) lebih baik dari muslim (miskin) yang tidak berusaha..

Monday, January 5, 2009

7 Pedoman Bahagia


7 Pedoman bahagia



1. Patience atau kesabaran

2. Gratefulness atau rasa syukur

3. Simplicity atau sederhana

4. Love atau kasih

5. Giving atau memberi

6. Forgiving atau memaafkan

7. Surrender atau pasrah

from: Kompas

Sunday, January 4, 2009

Ingin Langsing???

Tanya Jawab dr Sonia Wibisono: Efek Minum Teh Pelangsing?

Oleh soniawibisono - 5 Januari 2009 -

BOLEH tidak aku minum teh pelangsing? Apakah ada efek sampingnya? - n33n4@e-mail

Cara yang paling baik untuk melangsingkan tubuh adalah dengan cara:

1. mengurangi masukan kalori (yaitu dengan makan makanan yang bergizi tetapi rendah kalori, contohnya perbanyak makan sayur, buah dan ikan, hindari terlalu banyak nasi putih, makanan yang manis-manis, makanan berlemak)

2. memperbanyak pemakaian kalori (dengan berolah raga, dan banyak beraktivitas). Dengan cara ini, anda dapat menurunkan berat badan secara perlahan tapi pasti, dan tidak mudah naik kembali.

Ditinjau dari cara kerjanya, teh pelangsing ada yang bekerja dengan cara diuretik (mengeluarkan cairan dari tubuh, dengan cara buang air kecil lebih sering), jadi yang dikeluarkan adalah cairan tubuh (bukan lemak tubuh). Sehingga berat badan yang berkurang adalah dari cairan yang hilang, dan berat badan akan cepat naik kembali. Keadaan ini tidaklah menguntungkan. Apalagi sebenarnya cairan juga diperlukan untuk kesehatan dan kebugaran tubuh. Cairan penting untuk transpor, pencernaan, dan penyerapan nutrisi di dalam saluran cerna, untuk pembuangan zat sampah, pengaturan suhu tubuh, mempertahankankesehatan sendi, kulit, kelenjar dan semua organ dalam tubuh.

Teh pelangsing juga ada yang mengandung zat yang bersifat laksatif (membuat buang air besar lebih sering), sehingga bisa menyebabkan kekurangan elektrolit dan mineral lain dalam tubuh.
Apalagi bagi yang masih dalam usia remaja, berarti berada dalam fase perkembangan, sebaiknya jangan sampai kekurangan vitamin, elektrolit dan mineral, yang diperlukan bagi sel-sel tubuh untuk berkembangdengan maksimal. Terutama untuk perkembangan sel otak. Karena tiap remaja ingin bisa jadi sepintar mungkin bukan?
Hati hati untuk sebaiknya tidak menggunakan teh pelangsing yang mengandung zat Ma Huang (salah satu tumbuh-tumbuhan dari Cina), karena dapat menyebabkan jantung berdebar dan merangsang susunan saraf pusat.

Jadi cara yang terbaik untuk melangsingkan tubuh adalah dengan cara alami, yaitu mengurangi asupan kalori, dan beraktivitas yang banyak.

Salam,

TDA TDB

TANGAN DI ATAS TANGAN DI BAWAH


Surfing di maya bisa menjadi sesuatu yang mengasikkan. Kegiatan ini bisa seperti pisau bermata dua yaitu bisa bernilai positif dan negatif. Seperti biasanya setelah mengklik news web saya biasanya lari berkelana menembus para blogger. Apa yang kita ingin tahu tinggak search di google dan biarkan mesin pintar ini bekerja sendiri. Kita akan dihadapkan banyak pilihan untuk memenuhi rasa keingintahuan kita. Biasanya saya memilih yang saya cari dengan ngeblog. Berkelana dari satu blog ke blog yang lainn. Suatu ketika aku terhubung pada link ke komunitasnya pebisnis muda dengan website http://www.tangandiatas.com./

Web ini sepertinya dikelola para pebisnis UKM muda dengan semangat yang tinggi untuk mengembangkan bisnis. Bahkan komunitas itu terdiri dari para pemuda idealis dengan berbagai latar belakang pendidikan yang umumnya jebolan PT. TDA adalah tangan di atas sebutan untuk para pebisnis dan TDB adalah untuk para pekerja atau orang gajian. Sepintas untuk komunitas ini mendorong para visitornya untuk memulai bisnis dan sejuta iming - iming kesuksesan. Tentu tidak hanya iming - iming saja dengan menampilkan kisah sukses para komunitasnya. Komunitas ini juga memberi contoh kasus yang bisa disharing dan diteladani. Dalam bisnis tidak harus mentiru sama persis. Itulah perlunya ATM amati, tiru dan modifikasi.

Web dan bloger para komunitas TBA memberi saya wawasan yang luas tentang berbisnis. Baik suka maupun duka. Saya sendiri angkat two thumbs deh buat anak-muda muda yang berani mengambil resiko dengan menciptakan lapangan kerja buat yang lain. Sampai detik ini bisnis bagi saya sendiri adalah sebuah wacana. Entah kapan wacana itu menjadi dream yang harus diraih. Selama ini masih no action learn only istilah komunitas TDA.

Pada kesempatan lain saya juga mendapati blog di kompasiana tentang ajakan berbisnis. Ajakan ini merunut pada kisah - kisah nabi dan sahabatnya merupakan pedagang tangguh. Di sini dikatakan bahwa Allah menurunkan rejekinya 90% lewat perdagangan.



Di saat makan siang dengan engineer muda di perusahaan papan atas saya mengobrol tentang apa yang barusan saya baca dari blog dan web di atas. Dengan entengnya dia menimpali "pada hakikatnya kita bekerja juga berbisnis. Kita menjual skill dan knowledge kita kepada perusahaan dengan upah sesuai kesepakatan. Bukti bahwa kita bekerja itu berbisnis adalah jika ada penawaran yang lebih yahut kita tidak segan - segan meninggalkan perusahaan lama. Apa bedanya dengan mereka yang berbisnis memproduksi, menjual barang atau bisnis jasa". "Nah lho........... ketemu batunya" pikirku.

Menurut saya sebutan TDB semestinya bukan diberikan para pekerja atau pegawai gajian. Bagaimanapun mereka juga berinteraksi dalam dan bisnis atau usaha. Lebih para lagi kalo semua pengusaha tidak ada pekerja ya nggak mungkin. Menurut hemat saya TDB itu lebih tepat diberikan kepada para pengemis, pak ogah, dsb.

Saya sendiri masih binggung mau menyebut TD apa buat para pencuri, perampok dan koruptor.

Di manakah tangan anda??

Doha 4 Jan 2008

Thursday, January 1, 2009

Sholat dan sedekah

dari blogspot

Banyak yang mau berubah, tapi memilih jalan mundur. Andakah orangnya? (Taken From Kuliah Online WISATA HATI)

Satu hari saya jalan melintas di satu daerah.. Tertidur di dalam mobil. Saat terbangun, ada tanda pom bensin sebentar lagi. Saya pesen ke supir saya: "Nanti di depan ke kiriya"."Masih banyak, Pak Ustadz". Saya paham. Supir saya mengira saya pengen beli bensin. Padahal bukan. Saya pengen pipis.

Begitu berhenti dan keluar dari mobil, ada seorang sekuriti. "PakUstadz!". Dari jauh ia melambai dan mendekati saya.Saya menghentikan langkah. Menunggu beliau."Pak Ustadz, alhamdulillah nih bisa ketemu Pak Ustadz. Biasanya kan hanya melihat di TV saja…". Saya senyum aja. Ga ke-geeran, insya Allah, he he he."Saya ke toilet dulu ya"."Nanti saya pengen ngobrol boleh Ustadz?""Saya buru-buru loh. Tentang apaan sih?""Saya bosen jadi satpam Pak Ustadz". Sejurus kemudian saya sadar, ini Allah pasti yang "berhentiin" saya. Lagi enak-enak tidur di perjalanan, saya terbangun pengen pipis. Eh nemu pom bensin.Akhirnya ketemu sekuriti ini. Berarti barangkali saya kudu bicara dengan dia. Sekuriti ini barangkali "target operasi" dakwah hari ini. Bukan jadwal setelah ini. Begitu pikir saya. Saya katakan pada sekuriti yang mulia ini, "Ok, ntar habis dari toilet ya".***"

Jadi, pegimana? Bosen jadi satpam? Emangnya ga gajian?", tanya saya membuka percakapan. Saya mencari warung kopi, untuk bicara-bicara dengan beliau ini.Alhamdulillah ini pom bensin bagus banget. Ada minimart nya yang dilengkapi fasilitas ngopi-ngopi ringan."Gaji mah ada Ustadz. Tapi masa gini-gini aja?""Gini-gini aja itu, kalo ibadahnya gitu-gitu aja, ya emang udah begitu. Distel kayak apa juga, agak susah buat ngerubahnya"."Wah, ustadz langsung nembak aja nih". Saya meminta maaf kepada sekuriti ini umpama ada perkataan saya yang salah. Tapi umumnya begitu lah manusia. Rizki mah mau banyak, tapi sama Allah ga mau mendekat. Rizki mah mau nambah, tapi ibadah dari dulu ya begitu-begitu saja.

"Udah shalat ashar?""Barusan Pak Ustadz. Soalnya kita kan tugas. Tugas juga kan ibadah, iya ga? Ya saya pikir sama saja"."Oh, jadi ga apa-apa telat ya? Karena situ pikir kerja situ adalah juga ibadah?"Sekuriti itu senyum aja. Disebut jujur mengatakan itu, bisa ya bisa tidak. Artinya, sekuriti itu bisa benar-benar menganggap kerjaannya ibadah, tapi bisa juga ga. Cuma sebatas omongan doangan. Lagian, kalo nganggap kerjaan-kerjaan kita ibadah, apa yang kita lakukan di dunia ini juga ibadah, kalau kita niatkan sebagai ibadah. Tapi, itu ada syaratnya. Apa syaratnya? Yakni kalau ibadah wajibnya, tetap nomor satu. Kalau ibadah wajibnya nomor tujuh belas, ya disebut bohong dah tuh kerjaan adalah ibadah. Misalnya lagi, kita niatkan usaha kita sebagai ibadah, boleh ga? Bagus malah. Bukan hanya boleh. Tapi kemudian kita menerima tamu sementara Allah datang. Artinya kita menerima tamu pas waktu shalat datang, dan kemudian kita abaikan shalat, kita abaikan Allah, maka yang demikian masihkah pantas disebut usaha kita adalah ibadah? Apalagi kalau kemudian hasil kerjaan dan hasil usaha, buat Allah nya lebih sedikit ketimbang buat kebutuhan-kebutuhan kita.

Kayaknya perlu dipikirin lagi tuh sebutan-sebutan ibadah."Disebut barusan itu maksudnya jam setengah limaan ya? Saya kan baru jam 5 nih masuk ke pom bensin ini", saya mengejar."Ya, kurang lebih dah".Saya mengingat diri saya dulu yang dikoreksi oleh seorang faqih, seorang 'alim, bahwa shalat itu kudu tepat waktu. Di awal waktu. Tiada disebut perhatian sama Yang Memberi Rizki bila shalatnya tidak tepat waktu. Aqimish shalaata lidzikrii, dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku. Lalu, kita bersantai-santai dalam mendirikan shalat. Entar-entaran. Itukan jadi sama saja dengan mengentar-entarkan mengingat Allah. Maka lalu saya ingatkan sekuriti yang entahlah saya merasa he is the man yang Allah sedang berkenan mengubahnya dengan mempertemukan dia dengan saya.

"Gini ya Kang. Kalo situ shalatnya jam setengah lima, memang untuk mengejar ketertinggalan dunia saja, jauh tuh. Butuh perjalanan satu setengah jam andai ashar ini kayak sekarang, jam tiga kurang dikit. Bila dalam sehari semalam kita shalat telat terus, dan kemudian dikalikan sejak akil baligh, sejak diwajibkan shalat, kita telat terus, makaberapa jarak ketertinggalan kita tuh? 5x satu setengah jam, lalu dikali sekian hari dalam sebulan, dan sekian bulan dalam setahun, dan dikali lagi sekian tahun kita telat. Itu baru telat saja, belum kalo ketinggalan atau kelupaan, atau yang lebih bahayanya lagi kalau bener-benar lewat tuh shalat? Wuah, makin jauh saja mestinya kita dari senang".

Saudara-saudaraku Peserta KuliahOnline, percakapan ini kurang lebih begitu. Mudah-mudahan sekuriti ini paham apa yang saya omongin. Dari raut mukanya, nampaknya ia paham. Mudah-mudahan demikian juga saudara-saudara ya? He he he. Belagu ya saya? Masa omongan cetek begini kudu nanya paham apa engga sama lawan bicara? Saya katakan pada dia. Jika dia alumni SMU, yang selama ini telat shalatnya, maka kawan-kawan selitingnya mah udah di mana, dia masih seperti diam di tempat. Bila seseorang membuka usaha, lalu ada lagi yang buka usaha, sementara yang satu usahanya maju, dan yang lainnya sempit usahanya, bisa jadi sebab ibadah yang satu itu bagus sedang yang lain tidak.

Dan saya mengingatkan kepada peserta KuliahOnline untuk tidak menggunakan mata telanjang untuk mengukur kenapa si Fulan tidak shalat, dan cenderung jahat lalu hidupnya seperti penuh berkah? Sedang si Fulan yang satu yang rajin shalat dan banyak kebaikannya, lalu hidupnya susah. Jawaban terhadap pertanyaan-pertanya an seperti ini cukup kompleks. Tapi bisa diurai satu satu dengan bahasa-bahasa kita, bahasa-bahasa kehidupan yang cair dan dekat dengan fakta.Insya Allah ada waktunya pembahasan yang demikian.

Kembali kepada si sekuriti, saya tanya, "Terus, mau berubah?""Mau Pak Ustadz. Ngapain juga coba saya kejar Pak Ustadz nih, kalo ga serius?""Ya udah, deketin Allah dah. Ngebut ke Allah nya"."Ngebut gimana?""Satu, benahin shalatnya. Jangan setengah lima-an lagi shalat asharnya. Pantangan telat. Buru tuh rizki dengan kita yang datang menjemput Allah. Jangan sampe keduluan Allah". Si sekuriti mengaku mengerti, bahwa maksudnya, sebelum azan udah standby di atas sajadah. Kita ini pengen rizkinya Allah, tapi ga kenal sama Yang Bagi-bagiin rizki. Contohnya ya pekerja-pekerja di tanah air ini.. Kan aneh. Dia pada kerja supaya dapat gaji. Dan gaji itu rizki. Tapi giliran Allah memanggil, sedang Allah lah Tuhan yang sejatinya menjadikan seseorang bekerja, malah kelakuannya seperti ga menghargai Allah. Nemuin klien, rapih, wangi, dan persiapannya masya Allah. Eh, giliran ketemu Allah,amit-amit pakaiannya, ga ada persiapan, dan tidak segan-segan menunjukkan wajah dan fisik lelahnya. Ini namanya ga kenal sama Allah.

"Yang kedua," saya teruskan. "Yang kedua, keluarin sedekahnya". Saya inget betul. Sekuriti itu tertawa. "Pak Ustadz, pegimana mau sedekah, hari gini aja nih, udah pada habis belanjaan. Hutang di warung juga terpaksa dibuka lagi,. Alias udah mulai ngambil dulu bayar belakangan"."Ah, ente nya aja kali yang kebanyakan beban. Emang gajinya berapa?""Satu koma tujuh, Pak ustadz". "Wuah, itu mah gede banget. Maaf ya, untuk ukuran sekuriti, yang orang sering sebut orang kecil, itu udah gede". "Yah, pan kudu bayar motor, bayar kontrakan, bayar susu anak, bayar ini bayar itu. Emang ga cukup Pak ustadz". "Itu kerja bisa gede, emang udah lama kerjanya? "Kerjanya sih udah tujuh taon. Tapi gede gaji bukan karena udah lama kerjanya. Saya ini kerjanya pagi siang sore malem, ustadz". "Koq bisa?""Ya, sebab saya tinggal di mess. Jadi dihitung sama bos pegimana gitu sampe ketemu angka 1,7jt".

"Terus, kenapa masih kurang?" "Ya itu, sebab saya punya tanggungan banyak"."Secara dunianya, lepas aja itu tanggungan. Kayak motor. Ngapain juga ente kredit motor? Kan ga perlu?""Pengen kayak orang-orang Pak Ustadz". "Ya susah kalo begitu mah. Pengen kayak orang-orang, motornya. Bukan ilmu dan ibadahnya. Bukan cara dan kebaikannya.

Repot". Sekuriti ini nyengir. Emang ini motor kalo dilepas, dia punya 900 ribu. Rupanya angsuran motornya itu 900 ribu. Ga jelas tuh darimana dia nutupin kebutuhan dia yang lain. Kontrakan saja sudah 450 ribu sama air dan listrik. Kalo ngelihat keuangan model begini, ya nombok dah jadinya. "Ya udah, udah keterlanjuran ya? Ok. Shalatnya gimana? Mau diubah?""Mau Ustadz. Saya benahin dah"."Bareng sama istri ya. Ajak dia. Jangan sendirian. Ibarat sendal, lakukan berdua. Makin cakep kalo anak-anak juga dikerahin. Ikutan semuanya ngebenahin shalat". "Siap ustadz".

"Tapi sedekahnya tetap kudu loh". "Yah Ustadz. Kan saya udah bilang, ga ada". "Sedekahin aja motornya. Kalo engga apa keq". "Jangan Ustadz. Saya sayang-sayang ini motor. Susah lagi belinya. Tabungan juga ga ada. Emas juga ga punya". Sekuriti ini berpikir, saya kehabisan akal untuk nembak dia. Tapi saya akan cari terus. Sebab tanggung. Kalo dia hanya betulin shalatnya saja, tapi sedekahnya tetap ga keluar, lama keajaiban itu akan muncul.

Setidaknya menurut ilmu yang saya dapat. Kecuali Allah berkehendak lain. Ya lain soal itu mah. Sebentar kemudian saya bilang sama ini sekuriti, "Kang, kalo saya unjukin bahwa situ bisa sedekah, yang besar lagi sedekahnya, situ mau percaya?". Si sekuriti mengangguk. "Ok, kalo sudah saya tunjukkan, mau ngejalanin?". Sekuriti ini ngangguk lagi. "Selama saya bisa, saya akan jalanin," katanya, manteb. "Gajian bulan depan masih ada ga?" "Masih. Kan belum bisa diambil?""Bisa. Dicoba dulu". "Entar bulan depan saya hidup pegimana?" "Yakin ga sama Allah?" "Yakin"."Ya kalo yakin, titik. Jangan koma. Jangan pake kalau".

Sekuriti ini saya bimbing untuk kasbon. Untuk sedekah. Sedapetnya. Tapi usahakan semua. Supaya bisa signifikan besaran sedekahnya. Sehingga perubahannya berasa. Dia janji akan ngebenahin mati-matian shalatnya. Termasuk dia akan polin shalat taubatnya, shalat hajatnya, shalat dhuha dan tahajjudnya. Dia juga janji akan rajinin di waktu senggang untuk baca al Qur'an. Perasaan udah lama banget dia emang ga lari kepada Allah. Shalat Jum'at aja nunggu komat, sebab dia sekuriti. Wah, susah dah. Dan itu dia aminin.

Itulah barangkali yang sudah membuat Allah mengunci mati dirinya hanya menjadi sekuriti sekian tahun, padahal dia Sarjana Akuntansi! Ya, rupanya dia ini Sarjana Akuntansi. Pantesan juga dia ga betah dengan posisinya sebagai sekuriti. Ga kena di hati. Ga sesuai sama rencana. Tapi ya begitu dah hidup.. Apa boleh buta, eh, apa boleh buat. Yang penting kerja dan ada gajinya.

Bagi saya sendiri, ga mengapa punya banyak keinginan. Asal keinginan itu keinginan yang diperbolehkan, masih dalam batas-batas wajar. Dan ga apa-apa juga memimpikan sesuatu yang belom kesampaian sama kita. Asal apa? Asal kitabarengin dengan peningkatan ibadah kita. Kayak sekarang ini, biarin aja harga barang pada naik. Ga usah kuatir. Ancem aja diri, agar mau menambah ibadah-ibadahnya. Jangan malah berleha-leha. Akhirnya hidup kemakan dengan tingginya harga,. Ga kebagian.

***Sekuriti ini kemudian maju ke atasannya, mau kasbon. Ketika ditanya buat apa? Dia nyengir ga jawab. Tapi ketika ditanya berapa? Dia jawab, Pol. Satu koma tujuh. Semuanya. "Mana bisa?" kata komandannya."Ya Pak, saya kan ga pernah kasbon. Ga pernah berani. Baru ini saya berani". Komandannya terus mengejar, buat apa? Akhirnya mau ga mau sekuriti ini jawab dengan menceritakan pertemuannya dengan saya. Singkat cerita, sekuriti ini direkomendasikan untuk ketemu langsung sama ownernya ini pom bensin. Katanya, kalau pake jalur formal, dapet kasbonan 30% aja belum tentu loloscepet. Alhamdulillah, bos besarnya menyetujui. Sebab komandannya ini ikutan merayu, "Buat sedekah katanya Pak", begitu kata komandannya.

Subhaanallaah, satu pom bensin itu menyaksikan perubahan ini. Sebab cerita si sekuriti ini sama komandannya, yang merupakan kisah pertemuannya dengan saya, menjadi kisah yang dinanti the end story nya. Termasuk dinanti oleh bos nya. "Kita coba lihat, berubah ga tuh si sekuriti nasibnya", begitu lah pemikiran kawan-kawannya yang tahu bahwa si sekuriti ini ingin berubah bersama Allah melalui jalan shalat dan sedekah. Hari demi hari, sekuriti ini dilihat sama kawan-kawannya rajin betul shalatnya. Tepat waktu terus. Dan lumayan istiqamah ibadah-ibadah sunnahnya. Bos nya yang mengetahuihal ini, senang. Sebab tempat kerjanya jadi barokah dengan adanya orang yang mendadak jadi saleh begini. Apalagi kenyataannya si sekuriti ga mengurangi kedisiplinankerjaannya.. Malah tambah cerah muka nya.

Sekuriti ini mengaku dia cerah, sebab dia menunggu janjinya Allah. Dan dia tahu janji Allah pastilah datang. Begitu katanya, menantang ledekan kawan-kawannya yang pada mau ikutan rajin shalat dan sedekah, asal dengan catatan dia berhasil dulu. Saya ketawa mendengar dan menuliskan kembali kisah ini. Bukan apa-apa, saya demen ama yang begini. Sebab insya Allah, pasti Allah tidak akan tinggal diam. Dan barangkaliakan betul-betul mempercepat perubahan nasib si sekuriti. Supaya benar-benar menjadi tambahan uswatun hasanah bagi yang belum punya iman. Dan saya pun tersenyum dengan keadaan ini, sebab Allah pasti tidak akan mempermalukannya juga, sebagaimana Allah tidak akan mempermalukan si sekuriti.

Suatu hari bos nya pernah berkata, "Kita lihatin nih dia. Kalo dia ga kasbon saja, berarti dia berhasil. Tapi kalo dia kasbon, maka kelihatannya dia gagal. Sebab buat apasedekah 1 bulan gaji di depan yang diambil di muka, kalau kemudian kas bon. Percuma". Tapi subhaanallah, sampe akhir bulan berikutnya, si sekuriti ini ga kasbon.Berhasil kah? Tunggu dulu. Kawan-kawannya ini ga melihat motor besarnya lagi. Jadi, tidak kasbonnya dia ini, sebab kata mereka barangkali aman sebab jual motor. Bukan dari keajaiban mendekati Allah.

Saatnya ngumpul dengan si bos, ditanyalah si sekuriti ini sesuatu urusan yang sesungguhnya adalah rahasia dirinya."Bener nih, ga kasbon? Udah akhir bulan loh. Yang lain bakalan gajian. Sedang situ kan udah diambil bulan kemaren". Sekuriti ini bilang tadinya sih dia udah siap-siap emang mau kasbon kalo ampe pertengahan bulan ini ga ada tanda-tanda. Tapi kemudian cerita si sekuriti ini benar-benar bikin bengong orang pada. Sebab apa? Sebab kata si sekuriti, pasca dia benahin shalatnya, dan dia sedekah besar yang belum pernah dia lakukan seumur hidupnya, yakni hidupnya di bulan depan yang dia pertaruhkan, terjadi keajaiban.

Di kampung, ada transaksi tanah, yang melibatkan dirinya. Padahal dirinya ga terlibat secara fisik. Sekedar memediasi saja lewat sms ke pembeli dan penjual. Katanya, dari transaksi ini, Allah persis mengganti 10x lipat. Bahkan lebih. Dia sedekah 1,7 jt gajinya. Tapi Allah mengaruniainya komisi penjualan tanah di kampungnya sebesar 17,5 jt. Dan itu terjadi begitu cepat. Sampe-sampe bulan kemaren juga belum selesai. Masih tanggalan bulan kemaren, belum berganti bulan. Kata si sekuriti, sadar kekuatannya ampe kayak gitu, akhirnya dia malu sama Allah. Motornya yang selama ini dia sayang-sayang, dia jual! Uangnya melek-melek buat sedekah. Tuh motor dia pake buat ngeberangkatin satu-satunya ibunya yang masih hidup.

Subhaanallaah kan? Itu jual motor, kurang. Sebab itu motor dijual cepat harganya ga nyampe 13 juta. Tapi dia tambahin 12 juta dari 17 jt uang cash yang dia punya. Sehingga ibunya punya 25 juta. Tambahannya dari simpenan ibunya sendiri. Si sekuriti masih bercerita, bahwa dia merasa aman dengan uang 5 juta lebihan transaksi. Dan dia merasa ga perlu lagi motor. Dengan uang ini, ia aman. Ga perlu kasbon. Mendadak si bos itu yang kagum. Dia lalu kumpulin semua karyawannya, dan menyuruh si sekuriti ini bercerita tentang keberkahan yang dilaluinya selama 1 bulan setengah ini.

Apakah cukup sampe di situ perubahan yang terjadi pada diri si sekuriti? Engga. Si sekuriti ini kemudian diketahui oleh owner pom bensin tersebut sebagai sarjana S1 Akuntansi. Lalu dia dimutasi di perusahaan si owner yang lain, dan dijadikan staff keuangan di sana. Masya Allah, masya Allah, masya Allah. Berubah, berubah, berubah. Saudara-saudaraku sekalian.

Cerita ini bukan sekedar cerita tentang Keajaiban Sedekah dan Shalat saja. Tapi soal tauhid. soal keyakinan dan iman seseorang kepada Allah, Tuhannya. Tauhid, keyakinan, dan imannya ini bekerja menggerakkan dia hingga mampu berbuat sesuatu. Tauhid yang menggerakkan! Begitu saya mengistilahkan. Sekuriti ini mengenal Allah. Dan dia baru sedikit mengenal Allah. Tapi lihatlah, ilmu yang sedikit ini dipake sama dia, dan diyakini. Akhirnya? Jadi! Bekerja penuh buat perubahan dirinya, buat perubahan hidupnya. Subhaanallaah, masya Allah. Dan lihat juga cerita ini, seribu kali si sekuriti ini berhasil keluar sebagai pemenang, siapa kemudian yang mengikuti cerita ini?

Kayaknya kawan-kawan sepom bensinnya pun belum tentu ada yang mengikuti jejak suksesnya si sekuriti ini. Barangkali cerita ini akan lebih dikenang sebagai sebuah cerita manis saja. Setelah itu, kembali lagi pada rutinitas dunia. Yah, barangkali tidak semua ditakdirkan menjadi manusia-manusia pembelajar. Pertanyaan ini juga layak juga diajukan kepada Peserta KuliahOnline yang saat ini mengikuti esai ini? Apa yang ada di benak Saudara? Biasa sajakah? Atau mau bertanya, siapa sekuriti ini yang dimaksud? Di mana pom bensinnya? Bisa kah kita bertemu dengan orang aslinya? Berdoa saja. Sebab kenyataannya juga buat saya tidak gampang menghadirkan testimoni aslinya.

Semua orang punya prinsip hidup yang berbeda. Di antara semua peserta KuliahOnline saja ada yang insya Allah saya yakin mengalami keajaiban-keajaiban dalam hidup ini. Sebagiannya memilih diam saja, dan sebagiannyalagi memilih menceritakan ini kepada satu dua orang saja, dan hanya orang-orang tertentu saja yang memilih untuk benar-benar terbuka untuk dicontoh. Dan memang bukan apa-apa, ketika sudah dipublish, memang tidak gampang buat seseorang menempatkan dirinya untuk menjadi contoh. Yang lebih penting buat kita sekarang ini, bagaimana kemudian kisah ini mengisnpirasikan kita semua untuk kemudian sama-sama mencontoh saja kisah ini. Kita ngebut sengebut2nya menuju Allah. Yang merasa dosanya banyak, sudah, jangan "Dan pada sebagian malam bertahajjudlah dengannya sebagai tambahan bagimu.Mudah- mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji". (Al Isra': 79

Doha