Thursday, May 28, 2009

Kiat Menjalankan marketing Zaman Ini


Kiat Menjalankan Marketing Zaman Ini

HERMAWAN KERTAJAYA
Philip Kotler

Rabu, 27 Mei 2009 19:08 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Menghadapi perubahan yang berarti di zaman ini, teknik pemasaran juga mesti memperhatikan beberapa hal penting.
"Anda harus lebih fokus budaya setempat, harus punya penghargaan yang lebih tinggi terhadap nilai-nilai yang berlaku," kata Philip Kotler dalam Seminar Marketing in Turbelent Times di Ballroom Hotel Kempinski Jakarta, Rabu (27/5).


Selain itu, ada 7 kiat yang layak diperhatikan menurut Kotler, antara lain:


1. Perusahaan mesti memberikan pelayan yang terbaik


2. Harus menjual pengalaman, emosi dan karya otentik


3. Harus membangun hubungan yang baik pada konsumen


4. Harus punya relasi dengan media, blogg, dan situs-situs pertemanan yang melibatkan banyak orang atau komunitas


5. Harus mampu mengembangkan dengan cepat sistem dan perencanaan


6. Harus mampu mengukur hasil-hasil dan akuntabilitas perusahaan


7. Harus menyeimbangkan penghargaan kepada para pemegang saham


Arsip.........

Thursday, May 14, 2009

CH: Santapan rohani

Assalammualaikum Wr Wb.

Beberapa waktu yang lalu , saya melayat salah seorang sahabat saya. Menyedihkan bila melihat perjalanan hidupnya. Dahulu semasa SMA dia tinggal diperumahan elit dibilangan Kebayoran Baru, ayah ibunya dari kalangan terpelajar. Sahabat saya itu, lulus Fakultas Ekonomi salah satu Universitas di Indonesia dan setelah itu ia mengajar dan bekerja sebagai staf di Fakultas. Dalam perjalanan hidupnya, dia kemudian tidak begitu beruntung dan terakhir tinggal di kawasan kumuh, dipinggiran kota Jakarta. Tidak ketahuan dia mengidap suatu penyakit sebelumnya, namun beberapa hari menjelang kepergiannya dia jatuh sakit dan kemudian pergi selamanya meninggalkan anak isterinya. Menyaksikan ini semua kemudian saya berpikir apa sebenarnya yang dapat kita tinggalkan setelah kita dipanggil oleh yang maha kuasa. Dan apa pula yang dapat dibawa ?

HR.Bukhari Muslim : “Yang menyertai jenazah itu ada tiga, yaitu, keluarga, harta kekayaan dan amal perbuatan. Yang dua akan kembali, sedang yang menyertai Jenazah itu hanyalah Amal Perbuartan.”

Didalam hidup ini tentunya semua orang akan berusaha untuk memperoleh kesuksesan dibidangnya masing-masing. Namun dalam perjalanan menuju sukses, dapat dipastikan orang akan berhadapan dengan berbagai rintangan dan halangan. Demikian pula dalam kita melaksanakan suatu kegiatan, katakanlah misalnya dalam menjalankan satu proyek. Terkadang kita tergoda untuk berbuat atau menjalankan jurus jalan pintas yang mudah ditempuh tanpa harus bersusah payah. Misalnya seperti yang banyak dijumpai akhir-akhir ini, pada penemuan KPK terhadap penyalahgunaan wewenang para anggota DPR. Budaya suap atau sogok menyogok sepertinya sudah biasa terjadi disegala sektor kehidupan kita. Prihatin sekali. Ingatlah :

HR.Ahmad : “Allah melaknat orang yang memberi Suap, juga broker Suap yang menjadi penghubung antara Penyuap dan Penerimanya”

Dalam perjuangan menuju sukses, salah satu kata kuncinya adalah melaksanakan kegiatan secara profesional. Bekerja dengan jujur, penuh dedikasi dan loyal kepada institusi tempat kita bekerja. Bangun hubungan baik antar sesama dan jangan lupa untuk memanjatkan doa kepada yang maha kuasa. Disisi lain restu dari kedua orang tua kita tentunya akan sangat berpengaruh terhadap pencapaian yang hendak kita tuju. Restu akan diperoleh hanya bila kita senantiasa berbakti kepada orang tua kita.

HR.Bukhari : “Nabi Muhammad SAW mengatakan bahwa barang siapa yang berbakti kepada kedua orang tuanya, sampaikan berita bagus keoadanya bahwa Allah bakal menambah umurnya”.

Pada perjalanan menuju sukses, haruslah selalu diingat dengan keterbatasan yang kita miliki “know your limitation”! Apapun selalu ada batasnya, dan yang paling baik adalah kita sendiri yang membatasi diri kita sendiri, agar tidak mudah untuk tergoda dengan kemilaunya harta dan kenikmatan kekuasaan.

HR.Bukhari : “Kelak, kalian akan tergila-gila dengan Kekuasaan. Padahal kekuasaan akan membuahkan penyesalan dihari Kiamat. Nikmat di awal, sengsara di akhir “

Nah, demikianlah saudara-saudara sekalian, marilah kita selalu menjalankan ibadah serta beramal dengan tulus ikhlas, agar pada saatnya kita berpulang, kita sudah cukup memiliki bekal, disamping itu patuhilah semua ketentuan dan norma yang berlaku, jangan biasakan dengan “jalan pintas” , berbaktilah kepada orang tua dan tidak silau dengan nafsu kekuasaan yang selalu menggoda. Insyallah, semoga kita semua senantiasa dilindungi oleh Allah SWT, serta dimurahkan rejeki, diberikan umur panjang dan kesehatan yang prima, amin !

Assalammualaikum Wr.Wb

Jakarta 15 Mei 2009

CH

Susu Sapi Bukan untuk Manusia

Tidak ada makhluk di dunia ini yang ketika sudah dewasa masih minum susu -kecuali manusia. Lihatlah sapi, kambing, kerbau, atau apa pun: begitu sudah tidak anak-anak lagi tidak akan minum susu.

Mengapa manusia seperti menyalahi perilaku yang alami seperti itu?"Itu gara-gara pabrik susu yang terus mengiklankan produknya," ujar Prof Dr Hiromi Shinya, penulis buku yang sangat laris: The Miracle of Enzyme (Keajaiban Enzim) yang sudah terbit dalam bahasa Indonesia dengan judul yang sama. Padahal, katanya, susu sapi adalah makanan/minuman paling buruk untuk manusia. Manusia seharusnya hanya minum susu manusia. Sebagaimana anak sapi yang juga hanya minum susu sapi. Mana ada anak sapi minum susu manusia, katanya.

Mengapa susu paling jelek untuk manusia? Bahkan, katanya, bisa menjadi penyebab osteoporosis? Jawabnya: karena susu itu benda cair sehingga ketika masuk mulut langsung mengalir ke kerongkongan. Tidak sempat berinteraksi dengan enzim yang diproduksi mulut kita. Akibat tidak bercampur enzim, tugas usus semakin berat. Begitu sampai di usus, susu tersebut langsung menggumpal dan sulit sekali dicerna. Untuk bisa mencernanya, tubuh terpaksa mengeluarkan cadangan "enzim induk" yang seharusnya lebih baik dihemat. Enzim induk itu mestinya untuk pertumbuhan tubuh, termasuk pertumbuhan tulang. Namun, karena enzim induk terlalu banyak dipakai untuk membantu mencerna susu, peminum susu akan lebih mudah terkena osteoporosis.

Profesor Hiromi tentu tidak hanya mencari sensasi. Dia ahli usus terkemuka di dunia. Dialah dokter pertama di dunia yang melakukan operasi polip dan tumor di usus tanpa harus membedah perut. Dia kini sudah berumur 70 tahun. Berarti dia sudah sangat berpengalaman menjalani praktik kedokteran. Dia sudah memeriksa keadaan usus bagian dalam lebih dari 300.000 manusia Amerika dan Jepang. Dia memang orang Amerika kelahiran Jepang yang selama karirnya sebagai dokter terus mondar-mandir di antara dua negara itu.

Setiap memeriksa usus pasiennya, Prof Hiromi sekalian melakukan penelitian. Yakni, untuk mengetahui kaitan wujud dalamnya usus dengan kebiasaan makan dan minum pasiennya. Dia menjadi hafal pasien yang ususnya berantakan pasti yang makan atau minumnya tidak bermutu. Dan, yang dia sebut tidak bermutu itu antara lain susu dan daging. Dia melihat alangkah mengerikannya bentuk usus orang yang biasa makan makanan/minuman yang "jelek": benjol-benjol, luka-luka, bisul-bisul, bercak-bercak hitam, dan menyempit di sana-sini seperti diikat dengan karet gelang. Jelek di situ berarti tidak memenuhi syarat yang diinginkan usus. Sedangkan usus orang yang makanannya sehat/baik, digambarkannya sangat bagus, bintik-bintik rata, kemerahan, dan segar.

Karena tugas usus adalah menyerap makanan, tugas itu tidak bisa dia lakukan kalau makanan yang masuk tidak memenuhi syarat si usus. Bukan saja ususnya kecapean, juga sari makanan yang diserap pun tidak banyak. Akibatnya, pertumbuhan sel-sel tubuh kurang baik, daya tahan tubuh sangat jelek, sel radikal bebas bermunculan, penyakit timbul, dan kulit cepat menua. Bahkan, makanan yang tidak berserat seperti daging, bisa menyisakan kotoran yang menempel di dinding usus: menjadi tinja stagnan yang kemudian membusuk dan menimbulkan penyakit lagi.

Karena itu, Prof Hiromi tidak merekomendasikan daging sebagai makanan. Dia hanya menganjurkan makan daging itu cukup 15 persen dari seluruh makanan yang masuk ke perut. Dia mengambil contoh yang sangat menarik, meski di bagian ini saya rasa, keilmiahannya kurang bisa dipertanggungjawabkan. Misalnya, dia minta kita menyadari berapakah jumlah gigi taring kita, yang tugasnya mengoyak-ngoyak makanan seperti daging: hanya 15 persen dari seluruh gigi kita. Itu berarti bahwa alam hanya menyediakan infrastruktur untuk makan daging 15 persen dari seluruh makanan yang kita perlukan.

Dia juga menyebut contoh harimau yang hanya makan daging. Larinya memang kencang, tapi hanya untuk menit-menit awal. Ketika diajak "lomba lari" oleh mangsanya, harimau akan cepat kehabisan tenaga. Berbeda dengan kuda yang tidak makan daging. Ketahanan larinya lebih hebat.

Di samping pemilihan makanan, Prof Hiromi mempersoalkan cara makan. Makanan itu, katanya, harus dikunyah minimal 30 kali. Bahkan, untuk makanan yang agak keras harus sampai 70 kali. Bukan saja bisa lebih lembut, yang lebih penting agar di mulut makanan bisa bercampur dengan enzim secara sempurna.

Demikian juga kebiasaan minum setelah makan bukanlah kebiasaan yang baik. Minum itu, tulisnya, sebaiknya setengah jam sebelum makan. Agar air sudah sempat diserap usus lebih dulu. Bagaimana kalau makanannya seret masuk tenggorokan? Nah, ini dia, ketahuan. Berarti mengunyahnya kurang dari 30 kali! Dia juga menganjurkan agar setelah makan sebaiknya jangan tidur sebelum empat atau lima jam kemudian. Tidur itu, tulisnya, harus dalam keadaan perut kosong.

Kalau semua teorinya diterapkan, orang bukan saja lebih sehat, tapi juga panjang umur, awet muda, dan tidak akan gembrot. Yang paling mendasar dari teorinya adalah: setiap tubuh manusia sudah diberi "modal" oleh alam bernama enzim-induk dalam jumlah tertentu yang tersimpan di dalam "lumbung enzim-induk". Enzim-induk ini setiap hari dikeluarkan dari "lumbung"-nya untuk diubah menjadi berbagai macam enzim sesuai keperluan hari itu. Semakin jelek kualitas makanan yang masuk ke perut, semakin boros menguras lumbung enzim-induk. Mati, menurut dia, adalah habisnya enzim di lumbung masing-masing.

Maka untuk bisa berumur panjang, awet muda, tidak pernah sakit, dan langsing haruslah menghemat enzim-induk itu. Bahkan, kalau bisa ditambah dengan cara selalu makan makanan segar. Ada yang menarik dalam hal makanan segar ini. Semua makanan (mentah maupun yang sudah dimasak) yang sudah lama terkena udara akan mengalami oksidasi. Dia memberi contoh besi yang kalau lama dibiarkan di udara terbuka mengalami karatan.

Bahan makanan pun demikian. Apalagi kalau makanan itu digoreng dengan minyak. Minyaknya sendiri sudah persoalan, apalagi kalau minyak itu sudah teroksidasi. Karena itu, kalau makan makanan yang digoreng saja sudah kurang baik, akan lebih parah kalau makanan itu sudah lama dibiarkan di udara terbuka. Minyak yang oksidasi, katanya, sangat bahaya bagi usus. Maksudnya, mengolah makanan seperti itu memerlukan enzim yang banyak.

Apa saja makanan yang direkomendasikan? Sayur, biji-bijian, dan buah. Jangan terlalu banyak makan makanan yang berprotein. Protein yang melebihi keperluan tubuh ternyata tidak bisa disimpan. Protein itu harus dibuang. Membuangnya pun memerlukan kekuatan yang ujung-ujungnya juga berasal dari lumbung enzim. Untuk apa makan berlebih kalau untuk mengolah makanan itu harus menguras enzim dan untuk membuang kelebihannya juga harus menguras lumbung enzim.

Prof Hiromi sendiri secara konsekuen menjalani prinsip hidup seperti itu dengan sungguh-sungguh. Hasilnya, umurnya sudah 70 tahun, tapi belum pernah sakit. Penampilannya seperti 15 tahun lebih muda. Tentu sesekali dia juga makan makanan yang di luar itu. Sebab, sesekali saja tidak apa-apa. Menurunnya kualitas usus terjadi karena makanan "jelek" itu masuk ke dalamnya secara terus-menerus atau terlalu sering.

Terhadap pasiennya, Prof Hiromi juga menerapkan "pengobatan" seperti itu. Pasien-pasien penyakit usus, termasuk kanker usus, banyak dia selesaikan dengan "pengobatan" alamiah tersebut. Pasiennya yang sudah gawat dia minta mengikuti cara hidup sehat seperti itu dan hasilnya sangat memuaskan.

Dokter, katanya, banyak melihat pasien hanya dari satu sisi di bidang sakitnya itu. Jarang dokter yang mau melihatnya melalui sistem tubuh secara keseluruhan. Dokter jantung hanya fokus ke jantung. Padahal, penyebab pokoknya bisa jadi justru di usus. Demikian juga dokter-dokter spesialis lain. Pendidikan dokter spesialislah yang menghancurkan ilmu kedokteran yang sesungguhnya.

Saya mencoba mengikuti saran buku ini sebulan terakhir ini. Tapi, baru bisa 50 persennya. Entah, persentase itu akan bisa naik atau justru turun lagi sebulan ke depan.

Yang menggembirakan dari buku Prof Hiromi ini adalah: orang itu harus makan makanan yang enak. Dengan makan enak, hatinya senang. Kalau hatinya sudah senang dan pikirannya gembira, terjadilah mekanisme dalam tubuh yang bisa membuat enzim-induk bertambah.

Nah..... gan pei!
dari Jawapos 145-5-09

Wednesday, May 13, 2009

Friday, April 17, 2009

Tela Grezz



Resep tela Grezz


**Singkong dikupas dan cuci yang bersih.


**Rajang singkong dengan ketebalan yang rata , sebaiknya pakai mesin rajang yang sdh banyak **terdapat dipasaran supaya ketebalan rata.


**Rendam dengan larutan air kapur, sesuai keinginan supaya nggak mudah pecah2, kurang lebih semalam.


Kemudian air kapur dibuang dan dibilas bersih dan tiriskan.


Buat bumbu berupa bawang + garam dihaluskan dan campur dengan air secukupnya.


Action:
Siapkan 2 wajan yang satu dengan minyak yang gak terlalu panas (+/- 90 derajat C), yang satunya lagi minyak yg panas ( +/- 150 derajat C).


Goreng singkong yang sudah kering ke wajan pertama sampai terlihat pinggiran singkong sedikit mengembang.


Kemudian diangkat langsung dimasukkan wajan yang ke 2 yang panas. Aduk sampai semua singkok mengembang sempurna.


Kemudian siap diangkat dari penggorengan dan tiriskan.


Selamat mencoba.....

Tuesday, April 14, 2009

Sayur Merica Khas Kota Rembang



Sayur Merica Khas Kota Rembang


Bahan:

2 ekor ikan bandeng ukuran sedang, potong 3 bagian, bersihkan, kerat-kerat

2 bh mentimun, kupas, belah menjadi 2, potong-potong

750 ml air

2 lbr daun jeruk

2 lbr daun salam

3 cm lengkuas, memarkan


Haluskan:

4 bh bawang merah

2 siung bawang putih

4 bh cabai merah

5 bh cabai rawit

2 cm kencur

½ sdm lada

3 bh kemiri

1 sdt ketumbar

2 cm jahe

3 cm kunyit1 sdt garam


Cara membuat:

1. Didihkan air, masukkan semua bumbu halus, masak hingga mendidih, dan bumbu matang.

2. Masukkan ikan, masak sampai matang dan bumbu meresap.

3. Tambahkan mentimun, masak selama 3 menit.

4. Angkat, lalu hidangkan selagi hangat agar terasa lebih lezat.


Untuk 6 orang

Politisiana


POLITISIANA
**********************************************************************************

Gonjang-ganjing babak pencontrengan acalon anggota legistatif yang mudah-mudahan terhormat telah usai. Hanuwa (hati nurani wayang) telah disalurkan berdasarkan azas selera masing-masing telah menggambar sketsa kekuatan politisiana di negeri pewayangan. Apapun hasilnya wayang hanya ingin melihat negri ini menjadi negari yang tentrem ayem loh jinawi. Negeri yang serba cukup. Cukup makan, cukup sandang. Mau sekolah duitnya cukup, mau beli mobil mewah cukup juga, mau plesiran ke tempat yang terindah duitnya masih juga cukup. Semoga DPR mendatang tidak menjadi Dewan Paling Rakus. DPD bukan singkatan dari Dewan Penerima Duit.

Dari berbagai hasil quick count dari lembaga survey yang kredibel Partai Satrio Piningit berada di puncak tangga sedangkan Partai Ratu Adil dan Partai Pendekar Bugis saling berebut tempat kedua. Selanjutnya para pendekar sibuk berkoalisi mengumpulkan kekuatan tenaga dan uang demi pertandingan bergengsi yaitu memperebutkan presiden pewayangan pada bulan Juli nanti. Kasak - kusuk mereka mau menggugat hasil pemilu tahun ini. Kalau benar demikian maka wayang-wayang kecil akan tambah sengsara. Pertemuan 10 tokoh wayang di ruman Ratu Adil hasilnya sama saja. Ogah mengakui kalah. Guru Bangsa turun tangga dengan celana kolor menyerukan agar pemilu diulang.

Ada wacana membawa para cantrik KPU ke meja hijau. Dugaan kecurangan mulai dari amburadulnya DPT sampai kepada pelaksanaan pemilu yang paling kacau sepanjang sejarah negri pewayangan. Kertas koran banyak yang tertukar. Banyak daerah yang mengulang mencontreng. Carut marutnya penghitungan suara yang membingungkan. Mesin tabulasi macet .. cet. dana besar untuk beli mesinya Bill Gates sia-sia. Suara sumbang agar para cantrik KPU mundur sebelum pertarungan para jawara semakin santer. Alangkah bahagianya hati para cantrik karena banyak wayang yang legawa dengan hasil ini. Wayang tidak ingin politisiana bertele-tele agar gerbong kehidupan segera berjalan.

Tampaknya Satrio Piningit adem ayem karena posisinya cukup aman. Hangger Putri Ratu Adil sibuk mengumpulkan balatentara untuk mengatur strategi perang. Yang rajin mengunjungi adalah pensiunan para patih dan juga para kumbang politisiana. Partai Pendekar Bugis menghadapi masalah dalam negeri yang rumit. Masing - masing kubu saling mencakar, mendorong yang di kiri dan kanan. Mungkin ada wacana agar Pendekar Bugis merapat ke Satrio Piningit kembali. Maka pertemuan 40 menit di Cikeas adalah menjadi saksi.

Para petinggi partai di papan tengah bergaya jual mahal dan main gertak. Para partai gurem yang tidak dapat kursi membawa kursi plastik untuk dijajakan kepada partai yang mempunyai harapan. Caleg dari para pelakon sandiwara dan punakawan yang sering muncul di televisi menjadi besar kepala. Para wayang di negeri kadung gandrung sama sinetron, dangdut, kadung cintrong sama infotainment maka suara mereka mendulang tinggi. hak.......hak.....hik..hik akan mewarnai pentas senayan. Berita politisiana menjadi headline di mana-mana. Banyak wayang awam mendadak menjadi pengamat politisiana. Termasuk karya wayang yang anda baca ini atau diam-diam juga anda.

Wayang negeri ini patut bersyukur karena diberi kebebasan yang seluas-luasnya dalam berpolitisiana. Di hari hajatan seluruh negeri wayang diberi kebebasan untuk mencentang, mencontreng, men-tick-, menggaris, menyilang, mencoblos, menolak daftar, menggambar palu arit, melihat-lihat terus melipatnya lagi atau bahkan (maaf) meludahi kertas suara. Wayang diberi kebebasan untuk menilai politik dari kacamata hitam maupun putih. Yang memakai kaca mata hitam melihat politik itu kotor sehingga harus dijauhi. Yang memakai kaca mata putih melihat politik itu bisa membawa jiwa ke surga nirwana. Yang tidak memakai kaca mata melihat politisiana sebagai tak mampu mengartikan lebih dari sebuah pesta lima tahunan.

Ada wayang yang begitu antusias jika namanya dan keluarganya tidak tercantum di DPT akan aktif bertanya. Tidak sedikit yang acuh tak acuh alias cuek bebek. Ada rakyat yang sombong lantang berkata "hai penguasa makanlah itu politik, jangankan politik, pemilu, dpr atau presiden bahkan negarapun saya tidak butuh”. Ada pula rakyat yang bilang "kalau bukan demi nasib emak, bapak, saudara, teman, tetangga dan nasib anak-cucu yang masih belum jelas rumah masa depannya, maka tak sudah aku melibatkan diri. Saking bebasnya maka rakyat juga dibebaskan atas SPP (sumbangan partisipasi pemilu) .

Kekalahan Ratu Adil kali ini sangat menyakitkan. Sebagai oposisi Ratu Adil tidak pernah mau belajar santun dalam berpolitik. Dia sering menghajar satrio Piningit dengan kata-kata kasar. Kemudian dia menarik lagi dan begitu dinamikanya. Seandainya dia mau belajar peristiwa masa lalu maka hasilnya akan lain. Sepuluh tahun yang lalu ada tokoh bernama Angin Reformasi. Awalnya tokoh ini dipuji-puji sebagai pahlawan. Rupanya sang tokoh kurang bisa menjaga citra yang susah payah ia bangun. Tindakannya dinilai tidak konsisten dengan menodai demokrasi. Ia berpat-gulipat membentuk aliansi poros tengah dengan memilih Pendekar Mabuk menjadi presiden pewayangan. Belum lagi kata-katanya sangat pedas dalam tatanan adat ketimuran kepada Eyang Kakung yang saat itu sudah tua, lemah dan powerless. Apa yang didapat kemudian, para wayang berbalik mencela dan menarik dukungan. Iapun kalah di pertarungan para jawara di ronde pertama lima tahun yang lalu.

Kisah Satrio Piningit lain lagi. Dia faham betul adat sopan santun di mata rakyat. Maklum pengalamannya di teritorial sangat membantunya. Langkahnya penuh perhitungan dan strategi militer juga digunakan. Perawakanya mempesona karena selain dikarunia postur tubuh seperti Sri Rama ia juga rupawan di mata ibu-ibu. Santun dalam bertutur kata, menyejukan hati, jauh dari hujatan dan makian kepada lawan. Pendek kata senyum dan tutur katanya mampu menutupi prestasi yang sebenarnya biasa-biasa saja. Ia menang memperebutkan hati wayang dan kini dengan pede dia melenggang ke arena pertarungan selanjutnya.

Kekalahan Pendekar Bugis karena beringin tempat dia bernaung daunya semakin hari semakin mengering. Tanahnya sudah tandus meski pupuk sepabrik ditaburkan. Alam menghendaki beringin mati secara pelan-pelan karena dosa-dosa masa lalu. Dosa itu kini menjadi beban. Kiranya darah Bugis adalah jiwa yang jujur, ksatria dan pantang menyerah. Dia akan siap menghadapi pengadilan wayang beringin.

Pentas politisiana tetap akan dimainkan dengan anda atau tanpa anda. Tembang -tembang Macapat Megatruh Kematian mengiringi partai-partai gurem ke alam kubur. Tembang-tembang Macapat Mijil Kelahiran partai-partai baru masih akan terus nyaring dinyanyikan. Wayang boleh menontonya ogah-ogahan. Boleh juga menonton sambil makan camilan dan bersenda gurau. Boleh juga sampai mata melotot penuh. Menonton sambil tidur juga terserah dengan harapan pentasnya berhenti sendiri. Bagi penguasa yang penting semua wayang harus membayar karcis pertunjukan. Karcis yang mahal karena harus ditanggung sampai turun temurun. Selamat berjuang para pendekar, siapkan jurus-jurusmu ke medan laga. Selamat tidur wayang. Biarkan kami bermimpi di seberang sana. Tersenyum sejenak karena musim bonus telah tiba..................

Doha, 14-04-09


http:// alabuga.blogspot.com